Cerpen adalah salah satu jenis karya tulis berupa cerita pendek. Cerpen banyak diminati lantaran memiliki sisi menyenangkan tersendiri bagi pembacanya, terlebih jika cerpen tersebut memiliki alur cerita yang menginspirasi semisal cerpen perjuangan dan persahabatan.
Dari berbagai jenis cerpen yang sering dibaca, salah satu jenis cerpen yang cukup diminati adalah cerpen cinta atau cerpen romantis. Semakin mendalam kisah dari suatu cerpen cinta, tentunya akan semakin disukai oleh pembacanya. Nah, buat kalian yang sedang mencari cerpen cinta, dibawah ini adalah sebuah cerpen cinta terbaru.
By Dwi Rahmawati
Perkenalkan terlebih dahulu nama saya Dwi Rahmawati, biasa dipanggil Dwi.
Juli 2016, ya saat itu aku baru memasuki sekolah menengah kejuruan. Cukup senang menjadi siswi SMK. Sekolah yang sebagian orang menyatakan bahwa kita akan memulai cerita baru, awal yang indah dan mengukir cerita cerita yang akan dijalani bersama teman baru. Pada waktu itu usiaku masih 15 tahun. Kurasa aku belum siap untuk merasakan apa itu cinta.
Seiring berjalannya waktu, ada seseorang yang hadir di hidupku. Awalnya aku sama sekali tak mengenalnya. Dia bernama Khasan Munawir, walau dia alumni smp yang sama sepertiku. Tapi aku mengenalnya saat sudah lulus. Menurutku dia orangnya kurus, agak tinggi, item tapi manis. Ya jujur aku suka orang yang item manis. Kita menjadi akrab karena sering chatingan via bbm. Namun kita tak bersekolah di tempat yang sama. Awalnya aku bingung dengan sikapnya yang perhatian padaku.
Aku takut dia cuma ingin mempermainkanku seperti halnya orang bilang banyak cowok yang cuma bisanya mainin perasaan cewek. Ya kata kata itu membuatku takut untuk mengenalnya lebih jauh.
Waktu kurasa sangat singkat, sekitar 1 bulan aku mengenalnya. Entah perasaan apa itu? apa mungkin itu cinta? aku terus bertanya-tanya.
Tepat tanggal 26 Agustus 2016 dia menembakku, tapi sayangnya via bbm. waktu itu aku sangat bingung, harus menerima atau tidak. Ya mungkin karena aku takut pacaran. Tapi aku telah jatuh cinta padanya, jadi aku mencoba untuk menjalin hubungan dengannya. Ya, dia cinta pertamaku, dan aku cinta pertamanya juga.
Berbulan-bulan sudah sejak hadirnya dia di hidupku, aku merasa bahagia, merasa ada yang beda dari hidupku. Hidupku jadi lebih berwarna. Waktu itu aku memiliki sosok penyemangat dalam hidupku. Walau kita jarang bertemu, tapi aku bahagia bisa memilikinya.
Pada saat itu kita bertemu di smp untuk mengambil SKHUN. Aku bahagia bisa bertemu dengannya. Tapi entah kenapa aku merasa malu dengannya. Pada waktu bertemu dia memanggilku “sayang”. Jantungku berdebar-debar. Tetapi aku hanya membalasnya dengan senyuman. Ya kita sering memanggil sayang tetapi tidak secara langsung, tapi hari itu dia memanggiku sayang. Namanya juga baru pacaran pertama kali jadi ya masih malu-malu.
Kita berdua duduk di depan sekolah, ya hanya beberapa kali bercakap. Lebih seringnya tersenyum satu sama lain.
Waktu terus berputar maju, hubunganku dengannya masih manis, dan kita juga sering bertemu. Rasanya pun tak canggung lagi. Ya walaupun banyak masalah datang, entah itu PHO dan yang lain. Tapi kita bisa menghadapinya.
Menyedihkan pada waktu itu dia menghilang seminggu lebih, aku tak tau mengapa dia hilang. Padahal waktu itu aku sedang membutuhkannya untuk memberiku semangat, karena aku lagi UKK. Menghilangnya dia membuatku tak fokus belajar, pikiranku kacau karenanya. Dan pada saat aku ultah, dia pun msih menghilang. Padahal aku berharap dia ngucapin atau ngasih surprise. ehh ternyata nggak. Hatiku terus bertanya-tanya ke manakah dia? Mengapa dia menghindar dariku? Aku salah ap? Pikiranku dipenuhi dengan semua pertanyaan itu.
Liburan semester 1 tiba, dan aku berharap banyak waktu untuk bisa bertemu dengannya. Tapi ternyata tidak. Saat itu dia akan pindah sekolah dan mondok di Banyuwangi. Saat kita bertemu, aku mencoba memberanikan diri untuk bertanya padanya.
“kamu sebenernya mau ke mana sih?, kok status facebook kamu gitu.” tanyaku
“aku mau pindah yang, aku mau mondok.” balasnya
“mondok di mana?”
“di Banyuwangi”
Aku tak bisa berkata-kata lagi. Hanya bisa diam. Dan pikiranku mulai kacau, “mengapa dia harus pergi meninggalkan?” batinku.
aku menangis setiap harinya. ya kita bakal jarang ketemu atau bahkan tak bisa lagi ketemu.
Disaat mendekat hari dia akan pergi. Aku memintanya bertemu, tapi dia selalu tak mau, alasannya karena sedang sibuk.
Tapi sehari sebelum dia pergi, kita sempat bertemu. Dan mungkin untuk terakhir kalinya.
Kita bertemu di stasiun, ya aku hanya diam dan merasa sebal dengannya. Aku tak berani berbicara, entah kenapa. Mungkin dia marah denganku, karena aku meminta untuk bertemu. Tak ada obrolan yang serius, padahal aku ingin bertemu untuk bicara soal dia pindah. Tapi aku tak berani.
Ehh tiba-tiba ada polisi datangin kita.
“dek, lagi ngapain di sini? Pacaran kok di sini. Sana pulang” kata polisi.
“iya pak,” aku dan khasan pun pulang.
Menyebalkan sekali belum bicara apa-apa udah disuruh pulang aja. Untung saja hp dia ketinggal di aku, aku bingung harus mengembalikan atau membiarkan dia menemuiku. Akhirnya aku memutuskan untuk ke rumahnya. Tapi tidak sendiri, aku minta temenin temenku. Ya waktu itu aku belum tau tepat rumahnya, tapi aku tau daerah dan arahnya.
Di rumah dia, aku disuruh masuk. Tapi aku tidak mau. Aku cuma di samping rumahnya. Ya itu menjadi terakhir kali kita bertemu. Sedih sih, tapi aku tak berani menunjukkan kesedihanku. Ya untuk kenangan aku memberinya jam tangan, couple sama aku. Berbicang-bicanglah aku dengannya.
“Sayang, I love You,” ucap khasan sambil menciup tanganku.
Aku hanya diam dan tersenyum.
Baru pertama dia bilang i love you secara langsung, dan mungkin juga yang terakhir kalinya. Dia juga berkata padaku “Sayang, jika kita memang berjodoh, pasti kita dipertemukan kembali.”
“Amin yang.”
Hari semakin sore dan aku memutuskan untuk pulang.
“Hati-hati di jalan yah sayang,” kata khasan.
“Iya,” balasku.
Hari itu takkan bisa kulupakan. Hari dimana kita bertemu untuk terakhir kalinya. Dan hari hari berikutnya kita berpisah. Bukan berpisah hubungan, tapi terpisah oleh jarak dan waktu. Membiasakan Hari-hariku tanpa adanya Khasan di sampingku. Menjalin kisah LDR, bagiku berat untuk kujalani. Tapi dengan komitmen dan saling setia, juga saling percaya satu sama lain mungkin kita bisa njalanin hubungan ini. Ya aku tak tau apa hubungan kita akan berjalan mulus atau tidak. Aku hanya bisa berdoa kelak kita berjodoh dan dipertemukan kembali.
Demikian cerpen tentang cinta dengan judul Kisah Cinta Pertamaku, semoga cerpen ini bermanfaat bagi Anda para pecinta cerpen.
Dari berbagai jenis cerpen yang sering dibaca, salah satu jenis cerpen yang cukup diminati adalah cerpen cinta atau cerpen romantis. Semakin mendalam kisah dari suatu cerpen cinta, tentunya akan semakin disukai oleh pembacanya. Nah, buat kalian yang sedang mencari cerpen cinta, dibawah ini adalah sebuah cerpen cinta terbaru.
Cerpen Cinta Pertama
By Dwi Rahmawati
Perkenalkan terlebih dahulu nama saya Dwi Rahmawati, biasa dipanggil Dwi.
Juli 2016, ya saat itu aku baru memasuki sekolah menengah kejuruan. Cukup senang menjadi siswi SMK. Sekolah yang sebagian orang menyatakan bahwa kita akan memulai cerita baru, awal yang indah dan mengukir cerita cerita yang akan dijalani bersama teman baru. Pada waktu itu usiaku masih 15 tahun. Kurasa aku belum siap untuk merasakan apa itu cinta.
Seiring berjalannya waktu, ada seseorang yang hadir di hidupku. Awalnya aku sama sekali tak mengenalnya. Dia bernama Khasan Munawir, walau dia alumni smp yang sama sepertiku. Tapi aku mengenalnya saat sudah lulus. Menurutku dia orangnya kurus, agak tinggi, item tapi manis. Ya jujur aku suka orang yang item manis. Kita menjadi akrab karena sering chatingan via bbm. Namun kita tak bersekolah di tempat yang sama. Awalnya aku bingung dengan sikapnya yang perhatian padaku.
Aku takut dia cuma ingin mempermainkanku seperti halnya orang bilang banyak cowok yang cuma bisanya mainin perasaan cewek. Ya kata kata itu membuatku takut untuk mengenalnya lebih jauh.
Waktu kurasa sangat singkat, sekitar 1 bulan aku mengenalnya. Entah perasaan apa itu? apa mungkin itu cinta? aku terus bertanya-tanya.
Tepat tanggal 26 Agustus 2016 dia menembakku, tapi sayangnya via bbm. waktu itu aku sangat bingung, harus menerima atau tidak. Ya mungkin karena aku takut pacaran. Tapi aku telah jatuh cinta padanya, jadi aku mencoba untuk menjalin hubungan dengannya. Ya, dia cinta pertamaku, dan aku cinta pertamanya juga.
Berbulan-bulan sudah sejak hadirnya dia di hidupku, aku merasa bahagia, merasa ada yang beda dari hidupku. Hidupku jadi lebih berwarna. Waktu itu aku memiliki sosok penyemangat dalam hidupku. Walau kita jarang bertemu, tapi aku bahagia bisa memilikinya.
Pada saat itu kita bertemu di smp untuk mengambil SKHUN. Aku bahagia bisa bertemu dengannya. Tapi entah kenapa aku merasa malu dengannya. Pada waktu bertemu dia memanggilku “sayang”. Jantungku berdebar-debar. Tetapi aku hanya membalasnya dengan senyuman. Ya kita sering memanggil sayang tetapi tidak secara langsung, tapi hari itu dia memanggiku sayang. Namanya juga baru pacaran pertama kali jadi ya masih malu-malu.
Kita berdua duduk di depan sekolah, ya hanya beberapa kali bercakap. Lebih seringnya tersenyum satu sama lain.
Waktu terus berputar maju, hubunganku dengannya masih manis, dan kita juga sering bertemu. Rasanya pun tak canggung lagi. Ya walaupun banyak masalah datang, entah itu PHO dan yang lain. Tapi kita bisa menghadapinya.
Menyedihkan pada waktu itu dia menghilang seminggu lebih, aku tak tau mengapa dia hilang. Padahal waktu itu aku sedang membutuhkannya untuk memberiku semangat, karena aku lagi UKK. Menghilangnya dia membuatku tak fokus belajar, pikiranku kacau karenanya. Dan pada saat aku ultah, dia pun msih menghilang. Padahal aku berharap dia ngucapin atau ngasih surprise. ehh ternyata nggak. Hatiku terus bertanya-tanya ke manakah dia? Mengapa dia menghindar dariku? Aku salah ap? Pikiranku dipenuhi dengan semua pertanyaan itu.
Liburan semester 1 tiba, dan aku berharap banyak waktu untuk bisa bertemu dengannya. Tapi ternyata tidak. Saat itu dia akan pindah sekolah dan mondok di Banyuwangi. Saat kita bertemu, aku mencoba memberanikan diri untuk bertanya padanya.
“kamu sebenernya mau ke mana sih?, kok status facebook kamu gitu.” tanyaku
“aku mau pindah yang, aku mau mondok.” balasnya
“mondok di mana?”
“di Banyuwangi”
Aku tak bisa berkata-kata lagi. Hanya bisa diam. Dan pikiranku mulai kacau, “mengapa dia harus pergi meninggalkan?” batinku.
aku menangis setiap harinya. ya kita bakal jarang ketemu atau bahkan tak bisa lagi ketemu.
Disaat mendekat hari dia akan pergi. Aku memintanya bertemu, tapi dia selalu tak mau, alasannya karena sedang sibuk.
Tapi sehari sebelum dia pergi, kita sempat bertemu. Dan mungkin untuk terakhir kalinya.
Kita bertemu di stasiun, ya aku hanya diam dan merasa sebal dengannya. Aku tak berani berbicara, entah kenapa. Mungkin dia marah denganku, karena aku meminta untuk bertemu. Tak ada obrolan yang serius, padahal aku ingin bertemu untuk bicara soal dia pindah. Tapi aku tak berani.
Ehh tiba-tiba ada polisi datangin kita.
“dek, lagi ngapain di sini? Pacaran kok di sini. Sana pulang” kata polisi.
“iya pak,” aku dan khasan pun pulang.
Menyebalkan sekali belum bicara apa-apa udah disuruh pulang aja. Untung saja hp dia ketinggal di aku, aku bingung harus mengembalikan atau membiarkan dia menemuiku. Akhirnya aku memutuskan untuk ke rumahnya. Tapi tidak sendiri, aku minta temenin temenku. Ya waktu itu aku belum tau tepat rumahnya, tapi aku tau daerah dan arahnya.
Di rumah dia, aku disuruh masuk. Tapi aku tidak mau. Aku cuma di samping rumahnya. Ya itu menjadi terakhir kali kita bertemu. Sedih sih, tapi aku tak berani menunjukkan kesedihanku. Ya untuk kenangan aku memberinya jam tangan, couple sama aku. Berbicang-bicanglah aku dengannya.
“Sayang, I love You,” ucap khasan sambil menciup tanganku.
Aku hanya diam dan tersenyum.
Baru pertama dia bilang i love you secara langsung, dan mungkin juga yang terakhir kalinya. Dia juga berkata padaku “Sayang, jika kita memang berjodoh, pasti kita dipertemukan kembali.”
“Amin yang.”
Hari semakin sore dan aku memutuskan untuk pulang.
“Hati-hati di jalan yah sayang,” kata khasan.
“Iya,” balasku.
Hari itu takkan bisa kulupakan. Hari dimana kita bertemu untuk terakhir kalinya. Dan hari hari berikutnya kita berpisah. Bukan berpisah hubungan, tapi terpisah oleh jarak dan waktu. Membiasakan Hari-hariku tanpa adanya Khasan di sampingku. Menjalin kisah LDR, bagiku berat untuk kujalani. Tapi dengan komitmen dan saling setia, juga saling percaya satu sama lain mungkin kita bisa njalanin hubungan ini. Ya aku tak tau apa hubungan kita akan berjalan mulus atau tidak. Aku hanya bisa berdoa kelak kita berjodoh dan dipertemukan kembali.
Demikian cerpen tentang cinta dengan judul Kisah Cinta Pertamaku, semoga cerpen ini bermanfaat bagi Anda para pecinta cerpen.