Naskah drama sekolah sadalah sebuah naskah drama dimana adegan drama tersebut terjadi dilingkup sekolahan, atau sebuah ide drama yang membahas tentang aktivitas-aktivitas disekolahan, misalkan kegiatan belajar-mengajar, atau yang lainnya.
Jika pada kesempatan sebelumnya saya menuliskan artikel contoh naskah drama lucu, naskah drama persahabatan, dan naskah drama 4 orang, maka kali ini saya ingin berbagi dengan Anda untuk penulisan naskah dialog drama sekolah.
Baiklah, bagi Anda yang sedang mencari contoh teks drama sekolah, contoh berikut ini diharapkan berguna bagi Anda.
Contoh Naskah Drama Sekolah
Dialog Drama
Jenie : “Fuhhh. . . !! Tugas apa’an sih ini?
gila! Banyak benget! Mana susah lagi!
Eh Juanita, lu udah belom tugas bahasa nya?”
(dengan menjatuhkan buku yang dibawanya)
Juanita : “Ha? Tugas apa ren?
(Bingung)
Jenie : “Aduh Juanita...! Lola banget sih!
Ini nih, tugas bahasa yang kemarin! Emang lu ndak tau?”
Lalu Dianita dan Aleandra menghampiri Jenie yang sedang marah-marah.
Dianita : “Hey..hey..hey..
Ada apa sih rebut-ribut? Nyantai dong..
Aleandra : “Ndak taut tuh...
Masih pagi tau! Jangan bikin ribut napah?
Jenie : “Ini nih, ada tugas bahasa. Masalahnya gue ndak ngerti.
Apalagi harus dikumpulin sekarang. Ah..pusing!”.
Aleandra : “Halah..nyante aja kali.
Tugas begini masa lu ndak bisa?”
Dianita : “Ih...masih pagi begini udah mikirin tugas.
Mending kita ke kantin deh, Yuk...!”
(Mengajak Jenie dan Aleandra ke kantin)
Ketika sedang berjalan menuju kantin sekolah, Aleandra, Jenie dan Dianita bertemu dengan Grecia yang nampaknya baru datang. Grecia adalah anak yang selalu menjadi ejekan karena Dianitaggap berpenampilan payah dan tidak punya fashion. Padahal, Grecia adalah anak yang lebih mementingkan pendidikan daripada penampilan atau fashion.
Jenie : “Eh, liat tuh.. siapa yang dateng?? Hahaha”.
Dianita dan Aleandra : “Hahahaha...”(Ikut menertawakan Grecia)
Aleandra : “Ah udah yuk ke kantin.!”
Sementara mereka ke kantin, Juanita yang nampaknya masih bingung dengan tugas tersebut, menyempatkan diri untuk bertanya kepada Grecia.
Juanita : “Pagi Nenci..! lo tugas bahasanya udah belum?”.
Grecia : “Udah kok, Juanita.”
Juanita : “Ehm...boleh nanya ndak?”
Grecia : “Boleh kok..”
(dengan tersenyum)
Tidak sempat bertanya, Jenie, Dianita serta Aleandra datang. Mereka tidak suka Juanita mendekati anak ndak punya fashion itu.
Dianita : “Ohh.. Juanita!
Aleandra : “Berani ya lo deket-deket sama anak ini?”.
Jenie : “Inget dit, anak ini cupu. Ih...!?”
Juanita : “Yah, kan aku cuman mau tanya tugas ke Nenci.
Kok kalian jadi marah-marah sih?”
Aleandra : “Tugas yang mana sih say? Yang ini?
(dengan membaca buku yang di meja)
Juanita : “Iya. Memang lo bisa san?”
Aleandra : “Ehmm..., kalau cuman begini ya gampang lah dit!”
Juanita : “Lo bisa?? Coba lo baca halaman 5.”
Aleandra : “Ehm..., ya gitu deh...
Ehm..., gimana ya? Gimana sih dit? hehe”.
(Bingung dan ragu-ragu)
Jenie : “Yah, kirain lu bisa san!”
Dianita : Bodoh amat lah!
Yauda mending gue pindah duduk di belakang daripada sebangku sama penghianat!”
(Menyindir Juanita)
Waktu pelajaran udah berlalu. Hingga tiba jam istirahat.
Dianita : “San, ngga ada salahnya ya kalau kita temenan sama Nenci.
Biarpun kuper, Nenci itu pinter lho san!
Aleandra : “Ih..., ogah ah gue temenan sama anak kuper.
Pinter mana sama gue?”
Jenie : “Ih gila. Lu ngremehin banget.
Gak tau ah. Lama-lama lu nyebelin.
Mending gue temenan sama Nenci ketimbang sama loe.”
(Berjalan mendekati Juanita dan Nenci yang sedang ngobrol)
Aleandra : “Yaudah sana! Gue gak butuh temen kaya lo! Gak penting.”
Dianita : “San, kayaknya bener apa kata Jenie.
Ya, kalau lu tetep kaya gini mending gue gabung sama mereka. Maaf , San.”
(Berjalan menyusul Jenie)
Aleandra : “Oke! Minggir sana Lo! Gue gak butuh kalian!”
Tiba saatnya hasil UAS dibagikan. Teman-teman Aleandra nampak senang dengan nilai tugas mereka yang memuaskan. Sementara Aleandra, terlihat murung karena nilainya pas-pasan.
Jenie : “Yey...nilai gue 9!”
Dianita : “Haha iya sama nilai gue juga sembilan!
Makasih Nenci, berkat lo ini Len!”
Juanita : “Wah, iya Nenci hebat. Lihat nih len, nilaimu paling tinggi!”
Grecia : “Aku ikut seneng deh kalau nilai kalian bagus.
Oya, kira-kira nilai Aleandra berapa ya?”
Juanita : “Iya ya.. Coba kita samperin yuk!”
(Berdiri dengan menengok kea rah Aleandra)
Jenie dann Dianita : “Iya yuk..”
Mereka datang menghampiri Aleandra yang nampaknya sedang murung.
Juanita : “Hey Aleandra, pasti nilai lo bagus deh.”
(tersenyum ramah)
Aleandra : “Apa? Ngapain kalian kesini? Penting ndak sih?”
Nenci : “Yah., kan kita cuman pengen tau nilaimu San.”
Dianita : “Iya Aleandra, maksud kita kesini itu baik.
Kok lo ngomongnya gitu sih?”
(kecewa)
Jenie : “Udahlah, percuma juga kita kesini.
Aleandra udah ndak butuh siapa-siapa disini.”
Yaudah yuk, kita ke kantin aja.
(kecewa)
Dianita : “Iya yuk.. Udah laper nih!”
(melirik ke arah Aleandra yang masih terlihat acuh)
Juanita dan Nenci : “Okelah..”
KemuDianita mereka ke kantin, karena kecewa dengan perkataan Aleandra yang angkuh. Tapi baru berjalan dua langkah, Aleandra memanggil mereka.
Aleandra : “Tunggu..!!”
(menyesal)
Nenci,Dianita,Juanita,Jenie : “Iya ada apa san?”
(menengok dengan menjawab bersahut-sahutan)
Aleandra : “Ehm.. maaf ya?”
Juanita : “Maaf kenapa Aleandra?”
Aleandra : “Ya,, pokonya maaf.”
(Menyesal)
Dianita : “Iya Aleandra. Kita maafin kok kalau lo udah minta maaf.”
Jenie : “Ndak papa kali San. tapi asal lo tau, Nenci ndak seburuk yang kita kira. B uktinya dia mau bantu kita belajar.”
Aleandra : “Iya aku tau. Mungkin aku cuman sirik sama Nenci.
Yah, aku sadar deh, tanpa kalian aku bukan apa-apa.
Maafin aku ya sahabat-sahabat ku. Kita masih sahabat kan
Nenci, maafin aku ya?”
Nenci : “Ndak papa kok Aleandra. Lagipula aku juga ndak mau musuhin lo”.
Dianita : “Iya Aleandra, kita masih sahabat kok. Senyum dong?”
Aleandra : “Wah, ternyata kalian masih mau temenan sama aku. Padahal aku udah egois.
Aku nyesel udah musuhin Nenci.”
Jenie, Juanita : “Iya Aleandra, kita juga minta maaf ya? Soalnya kita udah diemin lo,San”
(bersahut-sahutan)
Aleandra : “Makasih..kalian memang sahabatku.”
Dianita : “Iya Aleandra, aku juga ya San.”
Nenci : “Akhirnya..kita jadi temenan deh. Hehe”
Jenie : “Udah-udah.. jadi ke kantin gak nih? Laper tau!”
(menggoda teman-temannya)
Dianita, Juanita, Nenci, Aleandra : ”Heeemmmmmm..”
Seterusnya, mereka tidak lagi memusuhi Nenci.Mereka sadar bahwa pendidikan itu jauh lebih penting katimbang terlalu banyak memikirakan soal gaya. Dan yang lebih penting lagi, manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain sebagai makhluk sosial. Kini mereka menjadi teman dan melupakan kesalahan-kesalahan yang udah usai.
Drama Sekolah - End
Demikian itu contoh naskah drama sekolah yang bsia saya share dengan Anda kali ini, semoga bermanfaat.
Share it :
loading...
0 Komentar